Rabu, 30 September 2009

Blondo

Sebuah desa di wilayah Magelang, Jawa Tengah, radius 9 km dari candi terkenal Borobudur.Apa sebenarnya arti dari kata "blondo" atau dengan lafal jawa yang biasanya agak medok yaitu "mblondo".Blondo adalah residu dari proses pembuatan minyak kelapa.Ampas tadi di olah di beri gula merah dan menjadi camilan.Makanan ini sudah tidak populer lagi, tergantikan dengan snack - snack modern saat ini.Ya.....mungkin di jaman dulu yang masih sangat susah makanan, "blondo" menjadi camilan yang populer di tempo doeloe.

Ki Poespo Hardjono


Seperti terlewatkan begitu saja dan tak tercatat dalam sejarah.Ada seorang tokoh dalam dunia pedalangan yang pernah hadir dalam sejarah pedalangan wayang kulit purwa.Dia hadir pada era revolusi sekita tahun 1948, dari sebuah desa bernama Blondo,wilayah Magelang Jawa Tengah, sekitar wilayah candi Borobudur.Popularitas beliau saat itu sangat luar biasa di wilayah Magelang dan sekitarnya.Pada masa perpindahan pemerintahan RI di Jogyakarta, Bung Karno,pernah mengundang Ki Poespo Hardjono untuk tampil di Istana Kepresidenan di Jogya.Karakter yang tak terlupakan pada tampilan pakeliran Ki Poespo Hardjono yang sangat terkenal saat itu, salah satunya adalah pertarungan antara Anoman dengan Subali.Ki Poespo Hardjono adalah panutan dan senior dari salah satu dalang terkenal yang pernah hidup yaitu Ki Narto Sabdo.Adakah rekam jejak sang Dalang yang terkenal di era nya,sekaligus sebagai pioner dalang purwa di Indonesia yang masih tersisa dan terjaga.Adakah rekaman tayangan dari RRI dan TVRI Jogyakarta atau perusahaan rekaman tempo doeloe seperti Lokananta, masih menyimpan tampilan pakeliran dari sang Dalang ini?
Di era saat ini dimana claim budaya dan tradisi menjadi rebutan dengan Malaysia, ada baiknya kita sebagai warga bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Jawa, mulai melihat ke belakang dan menghargai tokoh - tokoh seni tempo doeloe.Mereka adalah bagian dari sejarah,....mereka juga Pahlawan, terutama di bidang seni dan budaya.